1. He Scores When He Wants
“Van Persie….Oh he’s done it. Great ball by Song and Van Persie come
from nowhere”. Tidak asing dengan kata-kata tersebut, pendukung Arsenal?
Jelas saja. Itulah barisan kata yang terucap dari mulut komentator saat
RVP mencetak gol bagi Arsenal ke gawang Everton musim lalu. Khusus bagi
para Gooners yang masih menganggap Robin sebagai mantan pahlawan, tentu
mereka akan selalu rindu akan gol-gol ajaib dari Persie. Bagaimana
tidak? 41 gol dibukukan oleh mantan striker Feyenoord itu bagi Arsenal
di musim lalu. Namun sekarang, cerita manis dari London Utara tersebut
telah pindah ke Manchester. Dengan mengikuti suara hati anak kecil di
dalam hatinya, ia tidak merasa malu harus berkostum taplak meja milik
United. Sambil berharap di akhir musim nanti jumlah gelar Barclays
Premier League milik United akan sama dengan nomor punggungnya, sudah 16
gol ia cetak. Lebih banyak daripada siapapun yang bermain di Barclays
Premier League musim ini.
2. Summer Transfer Headliner
Detik-detik kepindahan seorang pemain bintang memang menegangkan
segala pihak. Pihak yang tersakiti akan berharap bahwa kepindahan
tersebut hanyalah sebuah mimpi.Sedangkan pihak yang berbahagia akan
berharap pihak yang tersakiti semakin merana.Transfer di Barclays
Premier League sendiri sebenarnya masih kalah pamor dibandingkan gaya
PSG yang mengikuti trend mainstream masa kini untuk meraih gelar. Namun
terkhusus soal Robin, ada hal unik yang seharusnya diperhatikan. Ia
pindah dari salah satu klub besar ke klub besar lainnya di liga yang
sama. Terlebih lagi Arsenal dan United memang musuh bebuyutan. Ketika ia
hijrah, banyak orang yang mengatakan bahwa harga Robin di umurnya yang
tidak lagi belia terlalu overpriced. Lalu track record cedera yang cukup
“baik” semakin membuat para Gooners gencar melampiaskan kekesalan
dengan meneror pendukung klub (yang katanya sih) terbanyak di dunia
tersebut. Para fans United tentu harap-harap cemas apakah pembelian ini
akan berakhir tragis seperti Fernando Torres atau berakhir manis seperti
Sergio Aguero. Nah anda jelas sudah mengetahui jawabannya.
3. The Right Man In The Right Place At The Right Time
Fans United, masihkah anda mengingat betapa rasa sakit yang anda
rasakan ketika para bek QPR dengan kebaikan hatinya tidak mengulur waktu
sehingga Sergio Aguero dapat mencetak gol kemenangan? Seperti yang kita
tahu, The Red Devils harus menyerahkan patch emas di lengan mereka
akibat kalah selisih gol dari tetangganya yang berisik tersebut. Namun
menurut saya pribadi, sebenarnya kekalahan utama United adalah ketika
mereka ditahan seri oleh Everton. Tapi berhubung boss anda, Sir Alex
Ferguson, begitu kesal akibat selisih gol, marilah kita bahas hal
tersebut. Jadi ceritanya, opa Fergie ini mencari striker yang bisa
memberikan tim nya banyak gol. Melalui search engine bernama Goggle,
ditemukanlah predator mematikan di depan gawang dengan inisial RVP.
Ibarat mencoba memberi anak kecil permen narkoba, sang Gaffer sukses
membuat anak kecil di dalam hati Robin terbuai. Dan pilihan tersebut
tidak salah sama sekali. Total 54 gol hingga saat ini tidak lepas dari
sumbangan 16 gol striker internasional Belanda tersebut. Selain itu,
enam assists juga berhasil ia buat. Meski presisi positioning nya tidak
sedewa Filippo Inzaghi, tetap saja ia orang yang tepat untuk memuaskan
hasrat Sir Fergie beserta seluruh penggemar United.
4. Tablecloth Is On The Top of The Table
Siapa yang di awal musim mengatakan bahwa jersey United seperti
taplak meja? Ayo mengaku. Para pendukung Man Utd harus berterima kasih
kepada mereka karena telah mengingatkan dimana seharusnya si Setan Merah
berada. Berterima kasih jugalah kepada bahasa Inggris karena jika
diartikan, kata table bukan hanya berarti meja. Jadi akhirnya, kalian
bisa membuat lelucon balasan bahwa sebuah taplak meja memang harus
berada on the top of the table. Namun semua itu mungkin saja tidak akan
berhasil dicapai apabila peraih gelar terbanyak Liga Inggris tersebut
tidak memiliki Robin Van Persie. Sudah begitu banyak gol-gol dan assist
krusial yang ia ciptakan di paruh musim perdananya bersama Manchester
United. Aliran permainan United yang tadinya monoton 4-4-2 atau 4-4-1-1
pun bisa dirubah menjadi 4-2-3-1, 4-3-2-1, hingga ekstrimis kesayapan
dengan 4-3-3. Ini hampir sama dengan musim 2007/2008 dimana Wayne
Rooney, Cristiano Ronaldo, dan Carlos Tevez silih berganti bertukar
posisi di lini depan. Membuat lawan bingung karena tidak ada yang bisa
di marking.
5. United Without Persie’s Goals? Pffftttt
Sebenarnya nomor ini sih hanya semacam konklusi dari keempat nomor
diatas. Namun pendukung United harus benar-benar sadar bahwa
ketergantungan terhadap Robin Van Persie di tahun ini benar-benar
melewati batas kebenaran. Memang, pembelian pemain pada bursa transfer
bertujuan untuk menambah kekuatan tim agar dapat meraih target yang
dicangkan. Tapi apabila jadinya ketergantungan, tentu hal tersebut dapat
berakibat buruk andai pemain yang bersangkutan terkena larangan bermain
atau terlalu akrab dengan cedera. Tidak ada panti rehabilitasi yang mau
menerima tim dengan ketergantungan pemain. Sebagai info saja, tanpa gol
dari Robin Van Persie, maka posisi United akan berada di bawah
Liverpool. Tentu hal yang sangat menyesakkan berada di bawah rival abadi
sekelas The Reds. Sebenarnya sih bukan soal one man team atau bukan,
tapi lebih kepada seberapa vital gol yang dibuat oleh Robin.
6. Eden Who?
Bukan. Ini bukan soal taman tempat Adam dan Hawa diusir. Tapi ini
adalah soal Eden Hazard. Iya, mantan pemain Lille yang diperebutkan oleh
klub-klub besar ketika bursa transfer musim panas itu. Ketika di
akhir-akhir perlombaan tanda tangannya, hanya Manchester City dan
Manchester United yang diperkirakan akan menjadi pelabuhan Hazard.
Berbagai berita bahkan sudah sempat menyimpulkan bahwa United lah yang
memenangkan tanda tangan pemain kelahiran 1991 ini. Namun tweet “I’m
signing for the champion’s league winner” dari akunnya @hazardeden10
memupuskan harapan tersebut. Para pendukung United tentu kecewa dengan
tidak mendapatkan pemain sekelas Eden Hazard. Namun melihat kenyataannya
sekarang, ternyata Hazard tidak bisa memberikan prestasi gemilang bagi
Chelsea. Salah satu alasan terbesar kenapa RVP pantas untuk menjadi
pembelian terbaik hingga paruh musim Barclays Premier League adalah
pelapukan skill Hazard. Entah itu karena belum bisa beradaptasi atau
belum, tapi hingga saat ini kehadiran Robin di United jauh lebih berguna
dibandingkan Eden di Chelsea. Jadi fans Man United bolehlah sedikit
tersenyum Hazard tidak mau ke klub peraih tiga gelar UEFA Champions
League tersebut. Who’s need Hazard when you have Robin, they said.
7. Where’s Borini?
Selain Eden Hazard, salah satu pembelian di musim panas yang
berpotensi besar adalah Fabio Borini. Liverpool menaruh harapan besar
bahwa duet Borini dengan Luis Suarez dapat menjadi senjata mematikan di
lini depan. Namun apa daya ketika Liverbird berkehendak lain. Ternyata
Borini harus mengalami cedera panjang yang membuat sebagian
Liverpudlians menyesali peminjaman Andy Carroll ke West Ham United.
Jadilah Robin Van Persie semakin merajalela menguasai persaingan lini
depan di tambak lele berjudul Barclays Premier League.
8. Ashley (Almost) Killed The Football Star
Saya rasa cukup bagi kita membicarakan kegemilangan Michu di Swansea
City. Apabila anda sadar, sebenarnya hanya ada satu pemain di tim The
Swans yang benar-benar mengerti apa yang dibutuhkan oleh tim nya. Ya,
dia adalah Ashley Williams. Sepertinya hanya dia yang mengetahui secara
sadar bahwa Robin Van Persie adalah seorang predator di kotak penalti.
Jadi mungkin saja karena Robin terlalu tajam dan berbahaya, ia lalu
berpikir daripada tim nya yang dimatikan oleh RVP, lebih baik ia yang
mematikan sang pemain. Ini masih mungkin saja loh. Saya sih hanya
menulis ini berdasarkan pendalaman terhadap komentar Sir Alex Ferguson.
9. Semua Karena Para Defender
Mencetak gol memang menjadi tugas utama seorang striker. Jadi bukan
hal yang ganjil apabila Robin Van Persie bisa mencetak banyak gol.
Kuantitas gol nya telah menunjukan kualitas yang ia miliki. Tapi satu
alasan dimana saya bisa menyebutkan bahwa Robin adalah pembelian terbaik
di paruh musim Barclays Premier League tidak lain karena gol demi gol
yang ia ciptakan begitu vital bagi Manchester United. Lalu mengapa gol
nya bisa menjadi sepenting itu? Hal ini dikarenakan performa lini
belakang United yang begitu buruk di musim ini. Sudah bosan saya melihat
The Red Devils tertinggal terlebih dahulu, lalu membalikkan keadaan.
Anda boleh saja bilang bahwa ini hasil dari mental juara, tapi ini bukan
United yang biasanya. Dahulu kala, memutarbalikkan keadaan hanya
terjadi ketika keadaan-keadaan tertentu dimana tim lawan bermain lebih
baik daripada United. Namun kembali lagi, tentu saja hal ini membuat
keberadaan Robin menjadi seorang pahlawan utama, bukan seorang
sidekickers.
10. Hello Arsenal!
Ehm, jadi bagaimana keadaan Arsenal sekarang? Boleh jadi kalau posisi
mereka sekarang berada diatas Manchester United, maka tentu pembelian
Robin Van Persie dinilai sia-sia. Setuju atau tidak, itu hak anda.